9 Sep 2010

A m e d



Pantai para pelaut
Para lelaki bertubuh sehat
Kulit coklat pekat berotot
Mereka bersiap
mendorong
Melaut
Menyongsong matahari
Sangat dekat
Menariknya
Untuk hadir hari ini

Anak – anak menunggu di pesisir
dan berkata “kelak aku akan melaut”

Sang istri menunggu hasil hari ini

Hidup yang berbeda

Aku merasa seperti di ujung dunia
Sangat dekat dengan sang surya

Masih di Bali… BALIku tercinta

Pantai Amed, Karangasem Bali Timur
September 2010

Lombok & Gili Trawangan


Saran perjalanan ke Lombok – Gili Trawangan

Ambil paket 4 hari 3 malam

Hari 1
Tiba dan bersantai di pantai Senggigi

Hari 2
Full Day ke Desa Tradisional Sasak dan Pantai Kuta dengan pasir putih yang butirannya berukuran seperti merica

Hari 3
Berangkat menuju Gili Trawangan dengan public boat melalui Pelabuhan Bangsal
Bersantai, melihat lihat pulau, snorkeling dan diving

Hari 4
Berangkat kembali ke Pulau Lombok, singgah ke Pasar Mutiara untuk oleh-oleh

Bali, Life, Balance



Bali, Life, Balance

Begitu melihat sosok ini, kata “bali, life, balance” yang terlintas dalam benakku.

Betapa tidak, Ketut Liyer menjadi sangat terkenal karena dimuat dalam sebuah buku best seller “Eat, Pray, Love” karangan Elizabeth Gilbert, bahkan telah dibuat versi film yang dibintang aktris papan atas Julia Robert.

Liz sedemikian rupa mempercayai Ketut Liyer dan kata-katanya dijadikan panutan dan diterjemahkan menjadi sebuah kepercayaan untuk menemukan hidup barunya. Dan begitulah, Liz mendapatkan hidup barunya, dan yang terpenting Bali menjadi bagian penyeimbang dalam perjalanannya.

Ada kontroversi tentang Ketut Liyer, ada yang suka, ada yang kecewa saat menemuinya karena mereka tidak menemukan jawaban yang diharapkan.

Ketut Liyer tidak berharap bisa setenar ini, laki – laki tua ini tidak meminta untuk dimuat dalam sebuah buku yang kemudian ternyata menjadi best seller.

Dari semua itu saya mengambil hikmah bahwa :

Bukankah manusia tidak ada yang sempurna? We’re perfectly imperfect katanya

Bukankah hidup memang seharusnya seimbang? suka ~ duka, lara ~ pati, yin ~ yang, rwa bhinneda, senang ~ kecewa, kaya ~ miskin, tinggi ~ rendah, mereka selalu berdampingan.

Satu pelajaran dari hubungan Liz dan Ketut Liyer adalah mereka percaya hal yang baik akan terjadi… dan begitulah

Liz menemukan pasangan hidupnya di BALI karena keyakinannya

Liz menemukan keseimbangan di BALI, karena Bali adalah penyeimbang