4 Okt 2007

Life on The Road... a workshop

Taman Indrakila, Ubud, Sabtu, 29 September 2007

Datang pagi - pagi ke Ubud bukan untuk hal rutin, kali ini untuk sebuah workshop Life on The Road, bagian dari acara Ubud Writers and Readers Festival 2007. Selain untuk kebutuhan kantor yang memerlukan skilku dalam ide tulisan, juga ingin tahu lebih banyak tentang profesi travel writer. Tiba di Taman Indrakila jam 08.55 sebuah villa berlokasi di Sanggingan Ubud, tempat workshop diadakan. Peserta sudah siap dengan sesi hari itu, berharap bisa mendengar cerita dari Adam Skolnick si pembicara.

Peserta sekitar 30 orang, bercampur dari berbagai negara termasuk Indonesia. Profesi pun berbeda-beda, mulai dari guru, arsitek, redaksi majalah, produser tv, retirement, pr personnels dan orang yang memang sudah mulai jadi penulis. Bahasa Inggris adalah bahasa pengantar.Jam 9 tepat workshop dimulai. Sesi perkenalan dimulai dengan memperkenalkan diri masing - masing.

Adam mulai bicara tentang kenapa dia di sana dan kehadiran dia bukan untuk mengajar bagaimana menulis, namun lebih ke membagi pengalaman yang dia sudah alami. Dia mulai bercerita bahwa penulis bukan profesi untuk mencari uang, dan untuk dipercaya menjadi penulis kontributor adalah "a tough job" sambungnya lagi. Ada banyak kesempatan untuk menjadi penulis profesional, selain tergantung dari kualitas tulisan juga perlu diketahui trik me-marketing-kan tulisan itu ke suatu publikasi.

"Write as you talk" itu katanya jadi biarkan tulisan natural seperti layaknya kita berbicara, masing - masing orang punya gaya menulis berbeda - beda.

Adam menyarankan untuk memulai dulu dengan menulis hal - hal spesifik (niche reporting) di mana kita memiliki pegetahuan yang cukup tentang topik itu. Sejalan dengan itu, kemahiran kita menulis semakin meningkat untuk bisa menulis topik - topik lainnya.

Tahap berikutnya adalah mencari publikasi atau media untuk kita bisa menjadi penulis kontributornya. Pe-ernya adalah mempelajari isi majalah tersebut, di bagian mana kita bisa memasukkan tulisan kita. Coba dengan memilih majalah lokal dulu sambil latihan untuk menjalin kontak dengan redaksi. Di tiap majalah atau publikasi selalu tertera nama tim redaktur, di majalah yang besar biasanya tim redakturnya banyak dan masing - masing sesi memiliki redaktur sendiri, misalnya redaktur fashion, masakan, kecantikan, keuangan dan sebagainya, di majalah yang kecil, pekerjaan itu dirangkap. Pastikan anda menghubungi redaktur yang tepat.

Bila kita sudah memiliki satu materi tulisan yang cocok untuk suatu majalah, hubungi redaktur dari majalah yang kita targetkan. Lebih baik menghubungi via telepon. Perlu diingat bahwa redaktur adalah orang yang sangat dan super sibuk. Jadi pastikan berbicara dengan singkat dan padat, yang perlu di kemukakan adalah topik tulisan kita, kenapa tulisan tersebut layak dimuat, sampaikan dengan cara semenarik mungkin. Tidak perlu bercerita panjang lebar karena mereka tidak ada waktu untuk itu. Jadi ungkapkan dengan singkat tujuan kita dan close the deal dengan minta alamat email mereka. Setelah itu segeralah kirim topik tulisan via email. Dalam topik tulisan perlu di jelaskan latar belakang penulis, dan kenapa mereka harus mempertimbangkan kita untuk menjadi kontributor. Beberapa alasan bisa diungkapkan misalnya : Anda sudah lama tinggal di daerah itu dan mengenal narasumber yang tepat. Anda memiliki profesi di bidang itu dan telah melakukannya sekian lama.

Bila akhirnya redaktur menghubungi kembali dan setuju untuk menunjuk kita sebagai kontributor, maka mulailah merangkai isi artikel. Adam menjelaskan bahwa setelah ditunjuk tulisan akan dimuat paling cepat 3 bulan dari waktu penunjukkan, mereka akan memberikan batas waktu pengiriman materi.

Terima kasih untuk Adam yang sudah berbagi cerita bernilai ini.

Selamat memulai menulis.

Selanjutnya…

Berbagai cara mengutarakan topik
Biaya selama perjalanan
PR simbiosis
Memanfaatkan perjalanan secara maksimal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar